Langsung ke konten utama

Teknologi satelit Palapa A1

Palapa A1 diluncurkan dari Pad LC-17A tanjung Canaveral, Amerika Serikat, pada tanggal 8 Juli 1976 dengan roket Delta 2914 dan menempati orbit GEO 83BT. Setelah memasuki masa operasional, 6 dari 12 transponder Palapa A1 digunakan untuk aplikasi telepon, sedangkan 1 lainnya digunakan oleh televisi nasional dan 5 sisanya digunakan sebagai cadangan.

Satelit Palapa generasi A didesain dan dibangun secara khusus hingga mampu mengkonsentrasikan kekuatan sinyalnya pada seluruh wilayah kepulauan Indonesia terutama pulau-pulau utamanya ditambah negara tetangga seperti Malaysia, Philipina, Singapura dan Thailand. Satelit generasi A dibangun oleh Hughes berdasarkan desain HS-333 miliknya.


Palapa A memiliki 12 transponder dengan kapasitas sekitar 6000 sambungan pembicaraan atau 12 kanal televisi berwarna atau kombinasi dari keduanya. Kontrak menyatakan bahwa Satelit ini dapat beroperasi selama 7 tahun. Satelit ini memiliki tinggi 3,7m (termasuk antena) dan berdiameter 1,9m. Antenanya sendiri berupa piringan parabola berdiameter 1,5m. Pada saat peluncurannya, satelit ini memiliki bobot 574kg, sedangkan bobotnya di orbit yaitu 297 pounds.

Di orbit, antena Palapa A1 tetap diam dan mengarah ke bumi saat panel surya silindernya berputar pada 100 putaran per menit untuk memberikan stabilitas giroskopik dan kontrol termal. Sebanyak 20.448 sel surya, masing-masing berukuran sedikit lebih dari 1/2 inci persegi, terpasang pada badan silinder satelit, yang berdiameter 6 kaki 3 inci (1,9 meter) dan tinggi 5 kaki (1,52 meter). Sel surya menyediakan daya sekitar 300 Watt dc. Badan utama satelit terdiri dari silinder berdinding tipis yang menampung motor apogee propelan padat pesawat ruang angkasa (United Technology Center). Silinder mendukung platform elektronik satelit, yang berdiameter 6 kaki 1 inci (1,81 meter). Platform berisi repeater komunikasi pesawat ruang angkasa, perangkat telemetry command, dan baterai.

Palapa A1 menerima sinyal dari stasiun bumi di pita 6 GHz dan menurunkannya menjadi 4 GHz untuk transmisi ulang ke stasiun penerima.

Satelit ini berhenti beroperasi pada bulan Juni 1985.

sumber: 
https://space.skyrocket.de/doc_sdat/anik-a.htm
https://kumparan.com/potongan-nostalgia/palapa-a1-satelit-komunikasi-pertama-indonesia-diluncurkan-tepat-44-tahun-lalu-1tltvIK2q67/full

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stasiun Bumi Jatiluhur

Stasiun Bumi Jatiluhur yang terletak di sebelah Barat kota Purwakarta dan letaknya berdekatan dengan Waduk Jatiluhur merupakan salah satu fasilitas milik negara yang dioperasikan oleh PT Indosat Tbk. Pemandangan dari udara stasiun bumi jatiluhur Sejarah Singkat INTELSAT (International Telecomunication Satellite Corporation) pada tanggal 20 Agustus 1964,  merupakan dimulainya dunia telekomunikasi satelit yang memiliki  kemampuan untuk melakukan  telekomunikasi   internasional.  ”Early Bird” merupakan satelit pertama INTELSAT yang diluncurkan pada tahun 1965. Maka pemerintah Indonesia telah melakukan penandatanganan perjanjian pembangunan Stasiun Bumi di Indonesia pada tanggal 9 Juni 1967, dimana Stasiun Bumi ini dapat dioperasikan dengan sistem International Telecomunication Satellite Corporation (INTELSAT) untuk penyelenggaraan telekomunikasi internasional secara  modern. Dalam  perjanjian   tersebut telah diatur bahwa stasiun  bumi yang dibangun International Telephone and Telegraph C

Peluncuran satelit pertama Indonesia (Palapa A1)

Satelit Palapa atau lengkapnya Satelit Palapa A1 merupakan satelit pertama yang dimiliki Indonesia. Satelit ini diluncurkan pada tanggal 9 Juli 1976. Peluncuran Satelit Palapa untuk mempermudah sistem komunikasi yang mendukung kepentingan dalam dan luar negeri.  Replika bentuk satelit Palapa A1. Foto: Dok. Boeing BSS. Kerjasama Pada Februari 1975, Indonesia mengadakan kerja sama dengan pihak terkait untuk rencana peluncuran sebuah satelit. Perkembangan sistem komunikasi di luar negeri menjadi pertimbangan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan sistem komunikasinya. Indonesia menandatangani kontrak perjanjian dengan Hughes Space and Communication (kini Boeing Satellite System) untuk program peluncuran satelit. Penandatanganan tersebut berkaitan dengan perencanaan 9 stasiun bumi, 1 stasiun kontrol utama, dan pengadaan 2 satelit (Palapa A1 dan A2). Selain mengadakan kerja sama dengan pihak luar, pemerintah juga mengumpulkan pakar teknologi untuk bekerja sama mengoperasikan teknologi komu