Langsung ke konten utama

Peluncuran satelit pertama Indonesia (Palapa A1)

Satelit Palapa atau lengkapnya Satelit Palapa A1 merupakan satelit pertama yang dimiliki Indonesia. Satelit ini diluncurkan pada tanggal 9 Juli 1976. Peluncuran Satelit Palapa untuk mempermudah sistem komunikasi yang mendukung kepentingan dalam dan luar negeri. 

Replika bentuk satelit Palapa A1. Foto: Dok. Boeing BSS.

Kerjasama

Pada Februari 1975, Indonesia mengadakan kerja sama dengan pihak terkait untuk rencana peluncuran sebuah satelit. Perkembangan sistem komunikasi di luar negeri menjadi pertimbangan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan sistem komunikasinya. Indonesia menandatangani kontrak perjanjian dengan Hughes Space and Communication (kini Boeing Satellite System) untuk program peluncuran satelit. Penandatanganan tersebut berkaitan dengan perencanaan 9 stasiun bumi, 1 stasiun kontrol utama, dan pengadaan 2 satelit (Palapa A1 dan A2). Selain mengadakan kerja sama dengan pihak luar, pemerintah juga mengumpulkan pakar teknologi untuk bekerja sama mengoperasikan teknologi komunikasi sebagai tindak lanjut peluncuran satelit. Presiden Soeharto memberikan nama proyek tersebut adalah "Palapa" yang diambil dari sumpah Patih Gadjah Mada pada zaman Majapahit.

Peluncuran

Pada 8 Juli 1976 pukul 19.31 waktu Florida, Amerika Serikat, atau 9 Juli 1976 pukul 06.31 WIB, satelit komunikasi pertama Indonesia diluncurkan. Peluncuran Satelit Palapa generasi pertama tersebut di Cape Kennnedy, Florida, Amerika Serikat. Saat peluncuran, Satelit Palapa memiliki bobot 574 kilogram dan bobotnya di orbit sekitar 135 kilogram. Roket peluncur yang digunakan adalah Delta 2914 buatan McDonnal Douglas dan ditempatkan pada orbit geostationer di posisi 83 derajat bujur timur (BT).

Selama peluncuran itu prosesnya adalah tanggung jawab NASA. Setelah itu NASA menyerahkan pengawasan kepada stasiun pengendali di Glenwood, New York. 

Peluncuran Satelit Palapa A1 disiarkan di TVRI secara langsung dan di-relay oleh stasiun Palembang dan Medan.

Inisiasi meluncurkan satelit tersebut dilakukan oleh Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel, kini PT Telekomunkasi Indonesia, PT Telkom) yang menggandeng perusahaan kedirgantaraan asal Amerika Serikat, yaitu Hughes Aircraft Company (Hughes Space and Communication Inc.).

Stasiun Pengendali Utama Satelit di Cibinong (kiri). Tampak antena TTAC (Telemetri-Tracking and Command) untuk mengendalikan satelit.

Dengan peluncuran Palapa ke angkasa, Indonesia merupakan negara ketiga di dunia yang mengoperasikan satelit domestik.

Setelah berhasil diluncurkan, Palapa A1 mengorbit di atas Samudera Hindia dengan waktu orbit selama tujuh tahun. Perumtel mulai layanan telekomunikasi lewat satelit Palapa A1 tepat pada 17 Agustus 1976--31 tahun kemerdekaan Indonesia.
Nama Palapa menjadi acuan penamaan satelit Indonesia pada masa selanjutnya. Hingga tahun 2020, tercatat ada 11 satelit Palapa, yaitu: Palapa A1 (1976), Palapa A2 (1977), Palapa B1 (1983), Palapa B2 (1984), Palapa B2P (1987), Palapa B2R (1990), Palapa B4 (1992), Palapa C1 (1996), Palapa C2 (1996), Palapa D (2009), dan Palapa N1 (2020). 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stasiun Bumi Jatiluhur

Stasiun Bumi Jatiluhur yang terletak di sebelah Barat kota Purwakarta dan letaknya berdekatan dengan Waduk Jatiluhur merupakan salah satu fasilitas milik negara yang dioperasikan oleh PT Indosat Tbk. Pemandangan dari udara stasiun bumi jatiluhur Sejarah Singkat INTELSAT (International Telecomunication Satellite Corporation) pada tanggal 20 Agustus 1964,  merupakan dimulainya dunia telekomunikasi satelit yang memiliki  kemampuan untuk melakukan  telekomunikasi   internasional.  ”Early Bird” merupakan satelit pertama INTELSAT yang diluncurkan pada tahun 1965. Maka pemerintah Indonesia telah melakukan penandatanganan perjanjian pembangunan Stasiun Bumi di Indonesia pada tanggal 9 Juni 1967, dimana Stasiun Bumi ini dapat dioperasikan dengan sistem International Telecomunication Satellite Corporation (INTELSAT) untuk penyelenggaraan telekomunikasi internasional secara  modern. Dalam  perjanjian   tersebut telah diatur bahwa stasiun  bumi yang dibangun International Telephone and Telegraph C

Fakta menarik luar angkasa

Luar angkasa dipenuhi beragam keunikan ataupun hal-hal yang belum dapat dijelaskan. Apa saja? Berikut beberapa fakta yang menarik dari luar angkasa. 1. Jumlah bintang tak terhitung: Sejauh ini, manusia belum dapat mengetahui seberapa banyak tepatnya jumlah bintang di antariksa. Perkiraan terbaik adalah mengestimasi angka bintang di galaksi Bima Sakti, kemudian mengalikan dengan jumlah galaksi di alam semesta. Studi dari Australian University memperkirakan angkanya 70 sextilion atau 70 ribu juta juta juta buah. 2. Jejak astronaut abadi di Bulan: Karena Bulan tidak punya atmosfer, tidak ada pula angin atau air yang akan meruak jejak astronaut yang mendarat di sana. Artinya, jejak kaki manusia, rover ataupun benda lain di permukaannya akan terjaga dalam waktu sangat lama walaupun tidak selamanya. Bulan secara konstan dibombardir meteorit sehingga erosi selalu terjadi walau sangat lambat. 3. 99% massa Tata Surya adalah Matahari: Matahari begitu padat sehingga mencakup 99% massa seluruh Tat