Langsung ke konten utama

Fakta menarik luar angkasa

Luar angkasa dipenuhi beragam keunikan ataupun hal-hal yang belum dapat dijelaskan. Apa saja? Berikut beberapa fakta yang menarik dari luar angkasa.

1. Jumlah bintang tak terhitung: Sejauh ini, manusia belum dapat mengetahui seberapa banyak tepatnya jumlah bintang di antariksa. Perkiraan terbaik adalah mengestimasi angka bintang di galaksi Bima Sakti, kemudian mengalikan dengan jumlah galaksi di alam semesta. Studi dari Australian University memperkirakan angkanya 70 sextilion atau 70 ribu juta juta juta buah.


2. Jejak astronaut abadi di Bulan: Karena Bulan tidak punya atmosfer, tidak ada pula angin atau air yang akan meruak jejak astronaut yang mendarat di sana. Artinya, jejak kaki manusia, rover ataupun benda lain di permukaannya akan terjaga dalam waktu sangat lama walaupun tidak selamanya. Bulan secara konstan dibombardir meteorit sehingga erosi selalu terjadi walau sangat lambat.


3. 99% massa Tata Surya adalah Matahari: Matahari begitu padat sehingga mencakup 99% massa seluruh Tata Surya kita. Itulah kenapa Matahari mendominasi seluruh planet dengan gravitasinya. Ketika Matahari mati, ia akan menjadi bintang merah raksasa yang melumat Bumi dan Tata Surya. Tapi jangan cemas, peristiwa itu diperkirakan takkan terjadi sampai sekitar 5 miliar tahun lagi.

4. Asteroid terbesar bernama Ceres: Asteroid terbesar di Tata Surya kita dinamai Ceres, diameternya hampir 965 kilometer. Ia berlokasi di Sabuk Asteroid, di luar angkasa yang terletak antara Mars dan Jupiter. Permukaan Ceres kurang lebih setara dengan India atau Argentina.

5. Sehari di Venus lebih lama dari setahun di Bumi: Venus berotasi begitu lambat di sumbunya sehingga sekali berotasi penuh setara dengan 234 hari di Bumi. Tapi soal revolusi atau mengitari Matahari, Venus hanya membutuhkan 226 hari. Matahari hanya terbit di sana setiap 117 hari.

6. Bulan Saturnus dua warna: Lapetus, salah satu dari 62 bulan di planet Saturnus, mempunyai keunikan di luar angkasa karena warnanya dua, di mana satu sisinya jauh lebih gelap dari sisi lainnya. Penyebabnya, bulan ini jauh di luar cincin Saturnus, sehingga banyak terkena obyek antariksa di satu sisinya. Bulan ini juga terpapar banyak partikel di satu sisi oleh Phoebe, bulan Saturnus yang lain.

7. Gunung tertinggi di Mars: Olympus Mons adalah gunung berapi terbesar yang pernah ditemukan di Tata Surya. Besarnya 602 kilometer, kurang lebih sama dengan ukuran wilayah Arizona. Sedangkan tingginya 25 kilometer, atau tiga kali lipat ketinggian Mount Everest, gunung paling menjulang di Bumi.


8. Atmosfer Matahari lebih panas dari permukaannya: Permukaan Matahari yang terlihat, yaitu photosphere, suhunya sekitar 5.500 derajat Celcius. Itu bukan apa-apa dibandingkan atmosfer Matahari, di mana temperaturnya tembus 1 juta derajat Celcius. Belum ada penjelasan memuaskan soal perbedaan suhu yang sangat jauh itu.

9. Gunung berapi di bulan Jupiter: bulan planet Jupiter yang bernama Lo memiliki ratusan gunung berapi dan disebut-sebut sebagai bulan yang paling aktif di Tata Surya kita. Gunung-gunung tersebut melemparkan debu sampai ratusan kilometer ke atmosfer.

10. Lembah super panjang di Mars: Grand Canyon, lembah besar di Amerika Serikat, tidak ada apa-apanya dibandingkan Valles Marineris di Planet mars. Sepanjang 4.000 kilometer, lembah ini sekitar 10 kali lipat lebih panjang daripada Grand Canyon, kurang lebih setara dengan panjang Amerika Serikat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stasiun Bumi Jatiluhur

Stasiun Bumi Jatiluhur yang terletak di sebelah Barat kota Purwakarta dan letaknya berdekatan dengan Waduk Jatiluhur merupakan salah satu fasilitas milik negara yang dioperasikan oleh PT Indosat Tbk. Pemandangan dari udara stasiun bumi jatiluhur Sejarah Singkat INTELSAT (International Telecomunication Satellite Corporation) pada tanggal 20 Agustus 1964,  merupakan dimulainya dunia telekomunikasi satelit yang memiliki  kemampuan untuk melakukan  telekomunikasi   internasional.  ”Early Bird” merupakan satelit pertama INTELSAT yang diluncurkan pada tahun 1965. Maka pemerintah Indonesia telah melakukan penandatanganan perjanjian pembangunan Stasiun Bumi di Indonesia pada tanggal 9 Juni 1967, dimana Stasiun Bumi ini dapat dioperasikan dengan sistem International Telecomunication Satellite Corporation (INTELSAT) untuk penyelenggaraan telekomunikasi internasional secara  modern. Dalam  perjanjian   tersebut telah diatur bahwa stasiun  bumi yang dibangun International Telephone and Telegraph C

Peluncuran satelit pertama Indonesia (Palapa A1)

Satelit Palapa atau lengkapnya Satelit Palapa A1 merupakan satelit pertama yang dimiliki Indonesia. Satelit ini diluncurkan pada tanggal 9 Juli 1976. Peluncuran Satelit Palapa untuk mempermudah sistem komunikasi yang mendukung kepentingan dalam dan luar negeri.  Replika bentuk satelit Palapa A1. Foto: Dok. Boeing BSS. Kerjasama Pada Februari 1975, Indonesia mengadakan kerja sama dengan pihak terkait untuk rencana peluncuran sebuah satelit. Perkembangan sistem komunikasi di luar negeri menjadi pertimbangan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan sistem komunikasinya. Indonesia menandatangani kontrak perjanjian dengan Hughes Space and Communication (kini Boeing Satellite System) untuk program peluncuran satelit. Penandatanganan tersebut berkaitan dengan perencanaan 9 stasiun bumi, 1 stasiun kontrol utama, dan pengadaan 2 satelit (Palapa A1 dan A2). Selain mengadakan kerja sama dengan pihak luar, pemerintah juga mengumpulkan pakar teknologi untuk bekerja sama mengoperasikan teknologi komu

Teknologi satelit Palapa A1

Palapa A1 diluncurkan dari Pad LC-17A tanjung Canaveral, Amerika Serikat, pada tanggal 8 Juli 1976 dengan roket Delta 2914 dan menempati orbit GEO 83BT. Setelah memasuki masa operasional, 6 dari 12 transponder Palapa A1 digunakan untuk aplikasi telepon, sedangkan 1 lainnya digunakan oleh televisi nasional dan 5 sisanya digunakan sebagai cadangan. Satelit Palapa generasi A didesain dan dibangun secara khusus hingga mampu mengkonsentrasikan kekuatan sinyalnya pada seluruh wilayah kepulauan Indonesia terutama pulau-pulau utamanya ditambah negara tetangga seperti Malaysia, Philipina, Singapura dan Thailand. Satelit generasi A dibangun oleh Hughes berdasarkan desain HS-333 miliknya. Palapa A memiliki 12 transponder dengan kapasitas sekitar 6000 sambungan pembicaraan atau 12 kanal televisi berwarna atau kombinasi dari keduanya. Kontrak menyatakan bahwa Satelit ini dapat beroperasi selama 7 tahun. Satelit ini memiliki tinggi 3,7m (termasuk antena) dan berdiameter 1,9m. Antenanya sendiri berup